DHtv, BANDARLAMPUNG —– Suhu politik jelang pemilihan rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung kian hangat.
Aksi Forum Mahasiswa (Forma) mencium aroma KKN yang dilakukan Senat Perguruan Tinggi itu jelang pemilihan rektor. Meski tak mengungkap secara jelas siapa dan bagaimana modus KKN yang mampu diungkap oleh Forma dalam aksi demo yang dilakukan di halaman bahkan sempat masuk ke ruang rektorat, Rabu (9/6).
Pemikiran berbeda diungkap Soni Saputra, mantan Sekretaris Jenderal Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syariah periode 2019-2020 menyayangkan sikap berlebihan teman-teman Forma.
“Saya berharap gerakan Forma tampil lebih fresh dan segar dalam mengawal pemilihan rektor kedepan. Bukan malah menuding yang bukan-bukan. Apalagi ikut campur terlalu jauh dalam pemilihan rektor,” ujar Soni.
Soni merasa geli dengan teman-teman Forma yang nota bene tak mampu memilah dan memilih mana yang menjadi bagian dari tugas Pokok dan fungsinya Sebagai mahasiswa.
“Kita mahasiswa saja, kalau pemilihan senat mahasiswa tak ingin dicampuri oleh para dosen apalagi rektor. Lah kali ini, Forma mau cawe-cawe dlaam pemilihan rektor. Sementara pemilihan rektor menjadi kewenangan senat perguruan tinggi. Saya fikir Forma perlu mengkaji secara dalam sehingga tidak melenceng jauh,” kata Soni.
Sebagai mantan aktivis kampus, Soni bersedia jika teman-teman Forma mau berdiskusi lebih jauh. “Jika aksi Forma melakukan tindakan terlalu jauh, saya kasihan dengan UIN Raden Intan. Saya kasihan dengan Prof Mukri yang sudah bersusah payah membesarkan UIN Raden Intan,” pungkas Soni.