DHTv, BANDARLAMPUNG —- Demi menyelamatkan pasien Covid-19, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi segera mempercepat hadirnya alat terapi plasma konvalesen di Provinsi Lampung melalui Palang Merah Indonesia (PMI) Lampung. Hal itu terungkap dalam audiensi pengurus PMI Provinsi Lampung dengan Gubernur Arinal Djunaidi di Mahan Agung, Rumah Dinas Gubernur, Rabu (21/7/2021).
Gubernur mengatakan alat ini akan dibeli melalui dana CSR Bank Lampung. Dana ini dikeluarkan karena masyarakat sangat membutuhkan sebagai upaya penyembuhan pasien Covid-19. “Ini saya keluarkan karena keperluannya emergency. CSR untuk kepentingan sosial dan kepentingan masyarakat,” ujar Arinal.
Ia mengatakan dirinya siap mendukung PMI demi misi kemanuasian membantu nyawa banyak orang. “Saya akan bantu karena ini berkaitan dengan nyawa sesorang,” katanya. Ketua PMI Provinsi Lampung Ibu Riana Sari Arinal mengatakan alat terapi tersebut adalah sterile connecting devices yang merupakan alat pendonor plasma konvalesen untuk diberikan kepada pasien penderita Covid-19.
Plasma konvalesen adalah plasma yang diambil dari pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh untuk didonorkan kepada pasien yang masih terinfeksi. “Melalui terapi plasma konvalesen yaitu memberikan plasma darah yang mengandung anti bodi dari pasien Covid-19 yang sembuh diberikan kepada yang masih sakit,” ujar Riana.
Riana mengatakan hadirnya alat ini, merupakan bantuan yang diberikan langsung oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi. “Atas dukungan Bapak Gubernur alat sterile connecting devices ini dapat segera hadir di Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Provinsi Lampung,” katanya.
Riana menjelaskan alat ini didatangkan sebagai solusi agar plasma dapat terambil lebih maksimal. Karena sebelumnya pengambilan plasma konvalesen masih dilakukan secara konvensional sehingga hanya dapat dilakukan dengan siklus dua bulan sekali. “Dengan alat ini maka plasma akan terambil lebih maksimal, dimana satu orang bisa minimal 400 ml bahkan 600 ml sehingga siklus pengambilannya juga menjadi lebih cepat yaitu dua minggu sekali,” ujarnya.
Riana mengatakan dengan demikian satu orang bisa menjadi donor konvalesen setiap dua minggu sekali sepanjang titer antibodinya tinggi. “Dan ini biasanya maksimal enam bulan setelah itu antibodinya akan menurun atau hilang sama sekali” katanya.
Ia menyebutkan jika alat ini sudah datang, akan segera dilakukan launching yang direncanakan akan dilakukan di Graha Wangsa. “Kami akan terus berupaya mengkampanyekan pelaksanaan donor darah plasma konvalesen bagi para penyitas Covid-19 selain pelaksanaan donor darah biasa.
Agar dapat menjadi gerakan bersama bagi seluruh masyarakat di Provinsi Lampung,” katanya. Sementara itu, Kepala UTD PMI Lampung dr. Aditya M. Biomed mengatakan melalui alat ini, satu orang hanya dibutukan waktu sekitar setengah jam untuk mendonorkan plasma konvalesen.
Aditya menjelaskan seseorang yang memiliki berat diatas 55 kg bisa diambil sebanyak 400 ml, sedangkan diatas 65 kg bisa 600 ml. “Dan dua minggu kemudian bisa diambil kembali,” katanya.
Aditya mengatakan pendonor plasma yang sebelumnya dengan cara konvensional, satu orang hanya bisa 200 ml kemudian diambil dua bulan kemudian. “Plasma konvalesen itu cuma bisa diambil maksimal enam bulan dari orang yang sudah sembuh karena jika lewat dari situ dia tidak bisa donor lagi,” katanya.(Adpim)