DHTv, BANDARLAMPUNG —–Gubernur Lampung Arinal Djunaidi melepas ekspor perdana produk PT. Great Giant Pineapple (PT. GGP) ke Singapura, dengan
menggunakan layanan Meratus Internasional, di PT. Pelindo Panjang, Bandar Lampung, Minggu (29/8/2021).
Pelepasan yang dilakukan secara simbolis itu ditandai dengan penekanan tombol sirine dan pemecahan kendi, dengan disaksikan Sesmenko Perekonomian Susiwijono, Ceo Meratus Farid Belbouab, Direktur Operasional Terminal Petikemas.
Pada kesempatan itu, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengapresiasi terlaksananya kerjasama antara PT. GGP dengan Meratus Line di tengah kondisi dan tantangan ekonomi yang tidak ringan.
“Besar harapan kami, apa yang kita selenggarakan hari ini merupakan titik balik dari pemulihan ekonomi baik regional maupun nasional. Terlebih lagi kerjasama yang dilakukan berkaitan dengan aktivitas ekspor produk olahan pertanian yang memang menjadi unggulan serta sektor prioritas ekonomi Lampung,” jelas Gubernur Arinal.
Seperti diketahui, Provinsi Lampung memiliki luas wilayah daratan 35.367,5 km2. Secara letak geografis, posisi Lampung sangat strategis, sebagai pintu gerbang yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera, dan sekaligus sebagai penyangga utama ibukota negara RI, DKI Jakarta, khususnya sebagai pensuplai bahan kebutuhan pokok serta hasil pertanian dalam arti luas.
Memperhatikan hal tersebut, Gubernur Arinal menilai Lampung memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi regional Sumatera. Saat ini, perekonomian Lampung memberikan kontribusi sebesar 10,45 persen terhadap PDRB Pulau Sumatera. Sumbangan PDRB Lampung menempati peringkat ke empat terbesar Se-Sumatera setelah Sumatera Utara, Riau dan Sumatera Selatan.
Gubernur Arinal menjelaskan perekonomian Lampung didominasi oleh 3 (tiga) sektor utama yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, Industri Pengolahan; Perdagangan dan Reparasi kendaraan. Khusus Sektor Industri pengolahan sejak tahun 2016 hingga tahun 2020 merupakan sektor kedua terbesar penyumbang PDRB Provinsi Lampung.
Kontribusi sektor industri pegolahan pada tahun 2020 sebesar 19.41% dari total PDRB Lampung.
Sedangkan Sektor Perdagangan merupakan penyumbang PDRB terbesar ke tiga dengan kontribusi pada tahun 2020 sebesar 11,14%.
Struktur Ekspor pada bulan Juni 2021, Industri pengolahan (Lemak dan minyak hewan nabati, Olahan buah-buahan, sayuran, daging, ikan dan pulp) menyumbang 75,5% dari total nilai Ekspor.
Meskipun data capaian ekspor Provinsi Lampung cukup bagus di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, namun Gubernur Arinal berkeyakinan kemampuan Ekspor Provinsi Lampung jauh lebih besar dan sangat berpeluang untuk ditingkatkan.
“Saya akan terus mendorong pengembangan industri olahan terutama untuk hilirisasi komoditas pertanian unggulan di Provinsi Lampung,” ujarnya.
Selain itu, Gubernur Arinal juga meminta ke Pusat, untuk melakukan koordinasi dan menuntaskan setiap masalah yang menghambat ekspor Lampung seperti masalah kelangkaan kontainer.
Dari sisi Kewenangan Pemerintah Daerah, Gubernur Arinal menjelaskan pihaknya akan memberikan dukungan untuk kesinambungan ketersedian komoditas produk ekspor serta kualitas produk sesuai standarisasi yang telah ditetapkan. Selain itu juga dukungan terhadap kelancaran distribusi dan aksesibilitas sebagai bagian dari Sistem Logistik nasional.
Mengakhiri sambutannya, Gubernur Arinal menyampaikan ucapan terimakasih atas kerjasama tersebut dan berharap memperlancar kegiatan ekspor di Provinsi Lampung sebagai salah satu pendorong kebangkitan dan percepatan pemulihan ekonomi yang lebih baik lagi kedepan.
Sementara itu, dalam sambutan yang ditayangkan video, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia.Airlangga Hartarto berharap inisiasi yang dilakukan Provinsi Lampung dapat membuat banyak perusahaan yang melakukan pengiriman luar negeri dan bekerja sama dengan perusahaan pelayaran untuk meningkatkan perekonomian.
Pada kesempatan yang sama, Sesmenko Perekonomian Susiwijono mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi semua upaya berbagai pihak terkait hal ini.
Terkait pelepasan ekspor hari ini, Susiwijono menilai bahwa layanan perdana ekspor dari Lampung ke Singapura melalui Meratus merupakan terobosan yang luar biasa.
Lebih dari itu, Ia menilai bahwa Lampung memiliki keunggulan yang sangat potensial. “Kedepan kami akan mendorong program pertanian, terutama holti. Saya pikir yang ada di Lampung sangat potensial,” ujarnya.
Mengenai hambatan ekspor saat ini seperti masalah kontainer, Susiwijono menjelaskan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan terkait hal tersebut. Tentunya ditengah pandemi ini, tidak hanya kontainer saja yang menjadi hambatan, tetapi juga harga cost juga naik.
Farid Belbouab, CEO Meratus Line, mengungkapkan layanan rute baru diluncurkan untuk menghubungkan antara Provinsi Lampung melalui Pelabuhan Panjang menuju Singapura oleh Meratus Line, operator kapal dan pelayaran terkemuka di Indonesia. Diharapkan rute baru ini dapat menjadi peluang peningkatan perdagangan barang dan jasa antara dua wilayah. Beroperasinya layanan ini sekaligus menjadi penanda dimulainya ekspansi Meratus Line untuk terus memimpin industri logistik di Indonesia.
PING Service, sebutan layanan Panjang-Singapore-Panjang ini akan rutin berlayar setiap minggu dengan pilihan waktu yang tepat pada hari kerja, dengan dilayani oleh kapal Meratus Samarinda yang memiliki kapasitas 350 TEUs. Langkah berani Meratus Line ini seiring dengan tujuan untuk mulai meninggalkan jejak di kancah pelayaran Internasional dengan reputasi baik yang berkelanjutan.
Demi memangkas waktu perjalanan yang berimbas pada efektifitas pengiriman barang, rute ini akan dijalankan direct dari pelabuhan Panjang menuju Singapura serta tidak ada pemberhentian di terminal lain. Direct service ini diberikan sebagai bentuk layanan terbaik Meratus Line bagi client yang mengutamakan waktu serta kualitas pengiriman. Bukan hanya itu, rute ini juga didedikasikan untuk mendukung pemerintah Indonesia untuk menjaga dan meningkatkan konektivitas perdagangan dengan negara tetangga, terlebih dalam situasi sulit karena dampak dari Pandemi COVID-19.
Pemilihan provinsi Lampung yang menjadi pioner gebrakan inovasi Meratus Line ini tak lepas dari dukungan mitranya, PT Great Giant Pineapple (PT GGP) yang memiliki komoditi ekspor yang tinggi mitranya, PT GGP yang memiliki komoditi ekspor yang tinggi khususnya dalam produk nanas kaleng yang dilakukan ekspor ke berbagai negara.
“Melalui Kerjasama yang baik ini diharapkan akan dapat mempercepat distribusi produk kami sehingga sampai ke tangan konsumen dengan lebih cepat dan efisien, serta kedepannya juga GGP dapat terus berinovasi dalam produk sehingga dapat terus memperluas perdagangannya ke berbagai negara di dunia serta menjadi kebanggaan bagi masyarakat lampung khususnya,” ungkap Welly Soegiono Corporate Affair Director PT GGP. (Adpim)