DHTv (BANJAR AGUNG) — Sepakat sekitar 40 Masyarakat RT 04 RK 03, dan RT 05 RK 03 Kampung Tunggal Warga, Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulangbawang akan mendatangi kepala kampung meminta keterangan program Kotaku dalam bentuk peningkatan ruas jalan sepanjang 500 meter dari onderlagh menjadi jalan lapen yang teracam gagal.
Hal tersebut dikatakan Apriyadi disaat selesai acara yasinan dihadiri Dadang Ketua RT 05 RK 03, Hal program Kotaku gagal dilaksanakan dilokasi tersebut, atas dasar tersebut saya bersama warga sekitar akan mempertanyakan secara langsung kepada pak Lurah pada hari Jum’at Tanggal 29 Oktober 2021, Pada pukul 08:30 WIB dibalai kampung, Ujarnya.
Lanjut Apriyadi selain nanti kita mempertanyakan prihal Lapen 500 Meter yang menggunakan program Kotaku teracam gagal dan kami juga akan mempertanyakan Dua hal terkait pemerintahan kampung.
- Kami akan mempertanyakan anggaran dana desa disaat dialokasikan kami masyarakat tidak pernah diajak rapat.
- Siapa Kepala Kampung Tunggal Warga Lurah atau Jurutulis kampung.
Kenapa kami mempertanyakan hal tersebut karena yang kami rasakan kepala kampung kami hanya diam, sedangkan disaat pemilihan Kepala kampung tahun lalu kami lingkungan sepakat memilihnya atas masukkan saudara kami Dedi, Minggu 24 Oktober 2021.
Dilansir dari media pdnewss.com berjudul Warga Acak Demo Soal Pembatalan Program Kotaku dikampung Tunggal Warga?,
Berikut keterangan Sekretaris Kampung Tunggal Warga, Pytrah saat dikonfirmasi membenarkan bahwa program Kotaku di RT 04 RK 03 digagalkan atau tidak dapat direalisasikan.
Alasannya adalah, kata Pytrah, wilayah tersebut tidak memenuhi syarat. Penduduknya belum padat dibandingkan dengan wilayah lainnya.
Ketua Rt 04 Kampung Tunggal Warga, Sutikno menerangkan, bahwa dirinya juga pernah ikut dalam pengukuran jalan tersebut.
Untuk diketahui bahwa program Kotaku akan dilaksanakan di Kecamatan Banjar Agung, yakni di Kampung Dwi Warga Tunggal Jaya sepanjang 5 kilo meter, Kampung Tri Tunggal Jaya sepanjang 4,5 kilo meter dan Kampung Tunggal Warga sepanjang 3 kilo meter, dengan anggaran kisaran Rp 13 M bersumber dari dana APBN.