Bandar Lampung (DHTv) – Menindaklajuti pemberitaan terkait dugaan Proyek Fisik Asal Jadi serta dugaan Pemkot dan Rekanan “Setali Tiga Uang”, Kejaksaan Negeri (Kejari) Bandar Lampung peduli guna menyikapi pemberitaan tersebut, Rabu 12 Januari 2022.
Kepala Kejaksaan Negeri ( Kajari) melalui Erik Yudistira selaku Kasi Intel Kejari Bandar Lampung, mengatakan jika pihaknya terlebih dahulu akan mencermati pemberitaan tersebut. “Akan kami cermati, telaah dan kaji terlebih dahulu informasi media publik guna mengambil sikap langkah berikutnya,” kata Erik Yudistira, diruang kerjanya, Rabu 12 Januari 2022.
Ketika ditanya apa sikap selanjutnya terkait pemberitaan kasus tersebut, dengan tegas kembali Kasi Intel ini menjawab jika hasil telaah akan dilaporkan ke atasan (Kajari-red) guna mengambil sikap dan langkah selanjutnya. “Tidak menutup kemungkinan setelah melakukan rangkaian tadi (kaji, telaah cermati-red) akan kita sampaikan ke atas guna dilakukan pembentukan tim dalam kasus dugaan ini,” tegasnya.
Dijelaskannya pula, bahwa pihaknya sangat terbuka untuk menerima masukan dan pengaduan dari berbagai elemen masyarakat. “Kami tentunya sangat menerima jika ada masukan dan laporan masyarakat dengan harapan mempercepat proses pengumpulan bahan data selain keterangan dan informasi dari media,” jelasnya.
Berita sebelumnya, dari pantauan dilapangan, terlihat pada proyek peningkatan jalan di wilayah SPN Kemiling dengan nilai sekitar 2M dan pembuatan talut di wilayah Stadion Mini Waydadi dengan nilai sekitar 400 jt. serta peningkatan jalan Pangeran Senopati Raya nikai Rp.9M+ yang masih tahap pengerjaan dan diduga asal jadi.
Bahkan beberapa pekerjaan yang baru dikerjakan sudah mengalami kerusakan dan bangunan gedung tidak sesuai ketentuan. Hebatnya lagi, dilapangan tidak terlihat adanya pengawasan proses pekerjaan walau anggaran untuk biaya pengawasan dan konsultasi telah dianggarkan.
Belum lagi adanya Anggaran Pemeliharaan Rutin yang nilainya puluhan miliar, sementara pekerjaan dilapangan diduga tumpang tindih alias Mak Jelas (MJ-red).
Sementara pada kesempatan yang sama, beberapa rekanan disisi lain mengeluh dengan alasan kerjaan belum dibayar. “Bagaimana kerjaan bisa lancar kalau rekanan sama pemkot saja bermasalah dan semua proyek tahun 2021 belum dibayar,” ujar rekanan yang enggan disebutkan namannya.
Bahkan dikatakannya, jika para rekanan berencana untuk melakukan aksi demo menuntut dibayarkan anggaran proyek yang sudah mereka kerjakan. “Para rekanan berencana melakukan aksi demo di Pemkot karena sampai hari ini sepeserpun belum keluar,” timpalnya. (Red)