Oleh : Ferdian Utama, S.H
Kp. Jaha adalah sebuah Kampung kecil di pesisir ujung Banten tepatnya kecamatan Anyer Kabupaten Serang Provinsi Banten.
Kampung/ desa yang tak Mashur terdengar di daerah Banten itu terselip sejarah panjang, Desa yang dihuni ulama-ulama Zuhud para dzuriat Rosul para keturunan Nabi Muhammad Saw.
Tak banyak tersebar luas salah satu riwayat seorang ulama yang bergelar atau lebih akrab disapa masyarakat yaitu Mbah Hasun Jaha yang nama asli beliau adalah Syeikh Muhammad Hasan Syadzili Jaha. Beliau seorang ulama Zuhud dan warai penganut Mazhab Syafi’i .
Mbah Hasun merupakan keturunan dari Sultan Maulana Hasanuddin Banten dari garis Ayah dan juga dari garis ibu . Dari keturunan garis ibu merupakan cucu Syeikh Nawawi al-Bantani Tanara Banten seorang Ulama yang karyanya sampai sekarang banyak dipakai dikalangan pesantren-pesantren salafi.
Silsilah dari Ayah beliau yaitu ( Muhammad Hasan Syadzili Bin Syeikh Muhammad Halimi bin Syeikh Ahmadul Hadi bin Syeikh Muhammad Akim bin Syeikh Abdul adzim bin Syeikh Hasan bin Syeikh aliyuddin bin Syeikh Rofi’uddin bin Syeikh Muhammad bin Syeikh Muhiddin bin Syeikh Muhammad Arif bin Syeikh Muhammad Syifa’i Zainal Arifin bin Syeikh Zainal Abidin bin Syeikh Sultan Abu Nasor bin Syeikh Abdul Fattah bin Syeikh abu Ma’aliy bin Syeikh Mahmud bin Syeikh Nasruddin bin Syeikh Sultan Maulana Yusuf bin Sultan Maulana Hasanuddin Banten).
Mbah Hasun menimba ilmu langsung dari ayahandanya Syeikh Muhammad Halimi ketika masih di jazirah Arab. Setelah beberapa lama di Arab kemudian beliau pulang dan menetap di kp. Jaha
Menurut cerita dari cucu Mbah Hasun Tubagus Ahmad Hilmi bin Abuya Ahmad Mahdi kepada awak media Banyak karomah Mbah Hasun salah satunya yaitu “ketika beliau sedang mengajar santrinya beliau pun menawarkan uang kepada santrinya dengan seketika beliau pun menghentakkan sajadah Yang dipakainya dengan seketika uangpun keluar dari sajadah tersebut dan diberikan kepada santrinya, kalau tidak percaya tanyakan kepada santri di Jaha masih hidup kok ” Ungkap TB A.Hilmi .
Menurut cerita dari cucunya Tubagus Najihun Jaha bahwa Mbah Hasun suatu ketika ada seorang kyai yang sedang berceramah dikediaman kyai Bukhori di kp. Jaha, kyai tersebut berceramah dihadapan Mbah Hasun karena tausiahnya kiyai tersebut kurang adab sehingga Mbah Hasun pun meninggalkan tempat, setelah Mbah Hasun meninggalkan tempat tersebut dengan seketika kiyai tersebut pun jatuh pingsan akhirnya ceramah pun dihentikan.
Tubagus Najihun pun menambahkan cerita bahwa suatu malam Ada rombongan qosidah gambus sedang latihan sampai jam 12 malam sampai terdengar ke rumah Mbah Hasun sehingga Mbah Hasun pun merasa terganggu. Ketika itu Mbah Hasun bicara “ai barudak eta dusun”, Setelah bicara seperti itu seketika datang angin besar menimpa tempat yang sedang berlatih qosidah merekapun langsung meninggalkan lokasi dengan berlari.
Begitulah sepenggal sejarah ulama kampung Jaha syeikh Muhammad Hasan Syadzili atau Mbah Hasun Jaha, dalam kehidupan kesedehanaan yang terus diajarkan kepada anak cucunya, tradisi serta ajaran beliau pun sampai saat ini diterapkan oleh keturunannya. mbah Hasunpun meninnggal 11 robiul awal1412 H atau 19 Oktober 1991 yang samapi saat ini masih diperingati Haulnya pada tiap tahun