Malang (DHTv)-Kericuhan pascapertandingan sepak bola Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu 1 Oktober 2022 menyebabkan ratusan orang meninggal dunia. Kejadian bermula sekitar Pukul 20.00 WIB, pertandingan Arema FC verisus Persebaya dimulai. Lalu pukul 21.58 WIB, laga selesai dengan skor 2-3, kemenangan diraih Persebaya.
Pukul 22.00 WIB, penonton merangsek ke tengah lapangan. Pemain Persebaya segera meninggalkan lokasi menggunakan mobil Polisi, dan semakin banyak suporter turun ke lapangan sehingga dihalau aparat keamanan. Aparat keamanan beberapa kali memperingatkan namun tidak dihiraukan. Aparat keamanan kemudian menembakkan gas air mata ke arah suporter dan tribun.
Suporter panik membubarkan diri, berdesak-desakan ingin keluar stadion, namun pintu stadion justru masih terkunci. Banyaknya suporter yang pingsan, dan semakin membuat kepanikan di area stadion. Akibatnya, suporter pingsan karena sesak nafas, kekurangan oksigen, gagal napas, dan terinjak-injak, hingga menyebabkan banyak korban meninggal dunia.
Hingga Minggu dini hari 2 September 2022 sekira pukul 00.23 WIB, kondisi di luar stadion terlihat truk yang mengangkut suporter hilir mudik untuk mereka yang membutuhkan perawatan. Kericuhan meluas keluar Stadion akibatnya 13 unit kendaraan dirusak massa.
Kapolri Usut Kasus Stadion Kanjuruhan
Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo Kapolri baru tiba di Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Minggu malam 2 Oktober 2022. Kapolri menyatakan bahwa pihaknya menyampaikan duka cita yang mendalam atas terjadinya peristiwa di stadion Kanjuruhan yang mengakibatkan suporter Arema meninggal dunia.
“Tentunya pertama, mewakili Pemerintah, Presiden dan institusi Polri, kami menyampaikan duka cita yang sangat mendalam terhadap meninggalnya saudara-saudara kita, teman-teman sahabat suporter dari Arema karena insiden yang terjadi tadi malam saat selesai rangkaian kegiatan pertandingan antara Persebaya dan Arema,” kata Sigit dalam jumpa pers di Malang, Jawa Timur, Minggu 2 Oktober 2022.
Sigit menegaskan bahwa, Polri akan menindaklanjuti instruksi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait dengan terjadinya peristiwa tersebut. Sigit menekankan, timnya telah dikerahkan untuk mengusut tuntas terkait dengan proses penyelenggaraan, pengamanan sekaligus melakukan investigasi terkait dengan hal itu. “Saat ini saya telah mengajak tim dari Mabes Polri terdiri dari Bareskrim, Propam, Sops, Pusdokes, Inafis, Puslabfor untuk melakukan langkah-langkah terkait pendalaman terhadap investigasi yang kami lakukan,” ujar Sigit.
Sigit menejelaskan bahwa, tim DVI langsung melakukan proses identifikasi terhadap seluruh masyarakat yang menjadi korban dalam insiden tersebut. Untuk saat ini, kata Sigit, berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan kab/kota, jumlah korban meninggal dunia akibat peristiwa tersebut sekarang berjumlah 125.
“Saat ini data terakhir hasil pengecekan verifikasi Dinkes jumlahnya 125, tadi 129, karena ada tercatat ganda. Kemudian tentunya kami lakukan langkah-langkah lanjutan dengan tim DVI kemudian tim penyidik melakukan pendalaman lebih lanjut untuk menginvestigasi secara tuntas dan nanti hasilnya kita sampikan ke seluruh masyarakat,” papar Sigit.
Sigit menyebut, kepolisian akan melakukan pengumpulan data, fakta dan rekaman CCTV di tempat kejadian perkara atau stadion. Hal itu merupakan gerak cepat aparat dalam mengusut tuntas peristiwa tersebut. “Yang jelas kami serius dan usut tuntas tentunya. Kedepan terkait proses penyelenggaraan dan pengamanan yang akan didiskusikan, akan menjadi acuan dalam proses pengamanan,” katanya.
Update Korban 448 Orang 127 Tewas
Update korban tragedi sepak bola di Kanjuruhan Malang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia Muhadjir Effendy. Total korban dalam tragedi itu mencapai 448 orang. Data seluruh korban itu meliputi korban tewas, luka berat, hingga luka ringan. Mereka tewas dalam kerusuhan di Kanjuruhan usai laga antara Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Dari jumlah itu, sebanyak 125 orang meninggal dunia, sementara 302 orang luka ringan, 21 orang luka berat. “Sehingga total korbannya 448 orang. Dengan penjelasan resmi ini tidak ada spekulasi-spekulasi tentang jumlah korban,” kata Muhadjir Effendy, Minggu 02 Oktober 2022.
Data itu, lanjut Muhajir Efendi, sudah diverifikasi oleh tim dari polri, rumah sakit dan pihak penyelenggara. Dengan demikian, spekulasi tentang jumlah korban yang beredar sebelumnya tidak benar. Data soal korban ini disampaikan Muhadjir Effendy dalam rapat koordinasi dengan berbagai pihak, mulai Kapolri, Menpora, Gubernur Jawa Timur Khofifah, PSSI dan Komisi 10 DPR RI.
Sementara itu Ketua PSSI Iwan Bule mengatakan Arema FC dikenai sanksi tidak boleh menggelar pertandingan di Kanjuruhan. Kemudian Ia juga mengatakan Liga I dihentikan sementara untuk menunggu proses investigasi. Terkait sanksi PSSI ini, manajemen Arema FC tidak peduli.
Manajer Arema FC Ali Rifki mengatakan lebih berfokus pada keluarga korban dan korban. “Saya dari manajemen tidak peduli dan tidak memikirkan sanksi. Yang saya pikirkan keluarga korban dan korban,” ujarnya saat mendatangi Stadion Kanjuruhan, Minggu (2/10/2022) petang.
Saat bertemu awak media, Ali terlihat menahan tangis. Ucapannya pun terdengar terbata-bata. Ia juga mengucapkan belasungkawa atas insiden nahas ini. Ali mengaku, dirinya juga turut menggotong jenazah aremania saat peristiwa itu terjadi. “Teman-teman turut berduka cita, sesuatu hal yang tidak kita inginkan bersama. Banyak yang meninggal, saya ikut angkat jenazah. Ini pukulan besar bagi kita semua,” imbuhnya.
Rencananya, manajemen dan tim akan mendatangi para korban satu per satu pada esok hari, Senin 3/10/2022). “Tim akan diajak bareng ke para korban. Saya kira tim dan pemain semuanya shock. Tidak ada yang menginginkan ini,” ujarnya.
Sementara itu, duka cita terkait tragedi ini datang dari berbagai pihak. Bahkan Bonek–suporter Persebaya Surabaya–bisa dibilang rival abadi Aremania punya menyampaikan duka cita mendalam. (Red)